Jadi Pengajar? Siapa takut..!!!

My Room, 28 April 2011 22.15 WIB

Apa yang pertama kali anda pikirkan dengan kata GURU?
yess.. saya yakin anda langsung berfikir masa depan dari seorang guru tersebut, dengan gaji pas-pasan, masa pensiun yang belum tentu terjamin dan mungkin kesejahteraan Guru tersebut belum layak. itulah gambarannya kan? masih maukah anda memilih cita-cita jadi Guru?

Tapi secara sadar, kita akan tau jasa dari seorang Guru tersebut, dibalik sebuah ganjalan masa depan yang tidak layak, menjadi seorang guru itu merupakan hal yang sangat mulia buat saya, bukan karena saya seorang guru, tapi saya melihat begitu bangga dan hebatnya seorang anak manusia di dunia yang mampu bercerita, mampu mendidik, mampu menjadi tuntunan anak manusia lainnya untuk persiapan diri-nya dimasa depan.

Seorang guru bagi saya seorang yang tulus mengamalkan ilmu pengetahuannya kepada kami anak-anak manusia yang bodoh awalnya tak tahu menahu dengan pengetahuan yang ada menjadi anak-anak yang secara sadar dan pasti bisa dan akan mampu meraih sebuah angan dan mimpi kami. Begitu mulianya ternyata seorang guru, bahkan lebih mulia dari apa yang kita bayangkan, guru yang menjadikan seseorang menjadi orang sukses, guru yang menjadikan seseorang menjadi pengusaha hebat, bahkan guru yang menjadikan seseorang menjadi presiden, itulah hebatnya, tapi terkadang justru banyak yang melupakan jasa mereka, apa karena itu mereka di juluki "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa".

kenapa saya tergelitik untuk menuangkan pikiran saya mengenai guru di blog culun saya ini? masih inget waktu kecil, ketika di tanya, "apa cita-cita kalian? ", "kalau besar kamu mau jadi apa?" dan saat itu saya masih ingat banyak teman-teman saya bilang ingin jadi guru, dan sayapun saat itu memang tidak pernah mau dan berminat jadi guru, waktu kecil malah saya ingin jadi seorang dokter. nah sekarang apalah arti sebuah cita-cita, cuma keinginan dan takdir yang menentukan semuanya, apakah saya jadi dokter atau apa kah jadi guru.
Di Zaman sekarang? masih adakah anak yang bercita-cita jadi guru? semoga masih ada, dengan kenyataan hidup menjadi seorang guru sekarang ini.

Dari awal, dari saya dilahirkan atau dari saya mengenal yang namanya cita-cita, tak ada terlintas di pikiran saya untuk menjadi seorang guru atau pengajar, entahlah.. dulu buat saya mungkin guru cita-cita yang "enggak keren" untuk dipamerkan ke teman-teman atau ke keluarga, maka dari itu dari kecil sebisa mungkin saya tidak memilih guru sebagai cita-cita saya. Masa SD, SMP maupun SMA pun saya belum kepikiran untuk berpindah cita-cita menjadi pengajar atau guru, karena masih yakin dengan cita-cita awal masa kecil saya, yaitu Dokter :)

Masa perkenalan saya dengan dunia pengajar justru saya rasakan secara "kecelakaan" atau tidak sengaja, ketika di pertengahan kuliah saya menyambi pekerjaan sebagai part timer di sebuah klub sains di jakarta, di tempat itu saya di tuntut untuk belajar, interaksi dengan anak-anak dan tentunya menjadi Pengajar sains. Pengalaman belajar dan mengajar itulah yang membuat saya tersadar pentingnya dan sulitnya menjadi seorang pengajar yang harus senantiasa tampil sempurna di hadapan para muridnya dan sayapun merasakannya juga.

Sampai saat ini saya sangat menikmati yang namanya menjadi pengajar, pengalaman demi pengalaman yang saya dapatkan menjadikan saya saat ini bisa menghargai perjuangan keras seorang guru atau pengajar dalam usaha mencerdaskan generasi-generasi penerus bangsa yang menjadikannya sukses dimasa depan. Pengalaman berinteraksi dengan anak-anak yang sangat lugu, lucu, polos dengan ketidak pahamannya mengenai ilmu pengetahuan yang diajarkan menjadi semakin mengerti dan mampu memahaminya. Pengalaman menjalin persahabatan antara seorang guru dengan muridnya, mampu mendekatkan dan menempatkan bukan sebagai guru tetapi sebagai teman bahkan kakak setidaknya membuat mereka nyaman dengan semuanya, dengan pelajarannya dan dengan lingkungan sekolahnya.

Hari ini, semakin kuat passion saya untuk menjadi seorang pengajar dengan baik, namun mungkin keinginan hanyalah sebuah keinginan dan suatu saat saya akan mendapatkannya, saat ini saya harus menjalankan sebuah tuntutan tradisi keluarga yaitu bekerja. Walaupun itu saya harus bisa dan mampu melakukannya.

Jadi Pengajar??? siapa takut...!!


fahrifary


She Will Marriage.. Between pain and grateful ^_^

My Room, 28 April 2011


Jam di PC saya menunjukkan pukul 19.22 ketika saya memulai mengetik tulisan ini, ditemani dengan segelas es teh manis yang bener-bener dingin dan setoples biskuit malkist cracker abon sapi kesukaan saya. Entahlah disuasana yang sangat panas ini, dihati sayapun merasakan hal tersebut, panas bukan karena efek dari udara kota DEPOK yang akhir-akhir ini tak menentu tapi memang panas karena "PANAS" hati ini karena ada hal yang menyolek perasaan saya ini.

30 april 2011, semua akan terjadi... She will be marriage..!! huft.. entah apa yang saya rasakan antara sakit dan rasa syukur saya, yess.. saya sakit dan yess.. saya bersyukur. :)

sakit yang saya rasa bukan sakit kebanyakan orang yang lagi pacaran lalu putus dan patah hati, sakit yang saya rasakan adalah rasa sakit yang saya buat sendiri, rasa sakit yang muncul dari akibat yang saya lakukan sendiri, dan rasa sakit yang memang saya pantas dapatkan dari kejadian dan rasa saya kepadanya. hmm... biarlah ini semua, bukan rasa sakit karena pengkhianatan, bukan rasa sakit ketika milik sendiri di ambil orang lain dan bukan rasa sakit ditinggalkan orang yang kita sayangi.

benar kata pepatah " rasa sesal pasti datangnya belakangan " yess dan itu sekarang terjadi terhadap diri saya, rasa sesal mengapa saya sia-siakan rasa sayang dia, rasa sesal kenapa saya tidak menuruti nasihat dia, rasa sesal mengapa saya menyakiti dia dan mungkin rasa sesal kenapa saya bisa begitu sayang sama dia. BENCI?? NO..!!! saya tidak membencinya, ingat itu..!!

dan satu hal yang saya ingat dari dia dulu, kalau saya ini yang terbaik, keputusan besar telah diambil bukan karena dia tidak sayang, tapi karena hal lain, yaitu desakan dan tuntutan untuk mengakhirinya. Saya Pasrah tak bisa berbuat apa-apa lagi :)

ada rasa lain yang saya hinggapi saat ini, adalah rasa syukur saya, ternyata dia sudah menemukan pendamping yang tentunya terbaik dan paling baik. Bukan karena tuntutan lagi tapi saya harap ini merupakan jawaban penting selama ini doa yang dia panjatkan dan yang tidak saya berikan dulu. Insya Allah keputusan ini baik untuknya dan akan menjadikan semuanya bahagia termasuk dia dan orang-orang yang disekitarnya. Amiin.

Beberapa hari lalu, terlontar dari ucapan-nya, ketika dia dengan bijaksana mengundang dan memberitahukan sebuah undangan mengenai rencana pernikahannya kepada saya. Sejak awal bulan april ini sebenernya saya sudah tau rencana itu, tapi sengaja saya tidak menanyakan dan memperjelasnya kepada yang bersangkuta, bukan karena takut atau bukan karena saya sakit hati, tapi hanya karena saya ingin dia sendiri yang memberitahu saya, bukannya itu tandanya dia masih menganggap saya ada? dan benar saja, 1 minggu lalu saya diberitahu oleh-nya :

A : dia
B : saya

A : ri, apa kabar?
B : baik neng, alhamdulillah.. kamu apa kabar?
A : baik ri, lagi ribet aja nih..
(pembicaraan terhenti sejenak mungkin karena saya dan dia speechless..)

dan berlanjut beberapa saat :
A : ri, aku mau bilang sesuatu sama kamu...
B : ada apaan neng??
A : aku mau NIKAH... udah tau kan?
B : oh yah? kapan? aku belum tau apa-apa.. (pura-pura ga tau)
A : akhir bulan ini, tanggal 30 april, bisa dateng kan?
B : insya allah neng.. :)
betewe selamat yah.. :)
(Pembicaraan diam lagi sejenak)

tiba-tiba dia bilang :

A : kamu ikhlas kan?
B : *Zedeeerrrrrr ( saya kaget serius..!! )

B : maksudnya ikhlas?
A : iya, kamu ikhlas dengan semua yang aku sampaikan, aku mau nikah, aku memilih yang lain?
B : (terdiam, speechless)
A : ri, kamu ikhlas? maafin aku, mohon doa-nya yah..
B : iya neng, aku ikhlas untuk kamu, kamu bahagia akupun bahagia, doaku untukmu.. :)
A : makasih ri, mohon doanya, salam buat ibu.. jangan lupa dateng yah :)
B : iya insya allah aku hadir, ada yang bisa aku bantu?
B : ga usah, kamu dateng aja, sama urusin anak-anak mantabbun yang mau dateng.. makasih yah ri..

--- dan tiba-tiba dia OFFLINE ---

dari percakapan itu, saya berfikir apa maksud dari pertanyaan "ikhlas" yang ditanyakan ke saya, apakah dia fikir saya tidak ikhlas merelakan dia dengan yang lain, atau diapun sendiri sebenarnya belum ikhlas betul untuk menjalin hubungan dengan yang lain selain diri saya? entahlah semoga jawaban saya membuat dia semakin yakin dengan pilihannya itu. Insya ALLAH semuanya akan jadi lebih indah nantinya. Amiin..

Happy Wedding Dear..
Wish you all the best,
hopefull to be make a family Sakinah Mawadah and Warahmah amiin..

fahrifay







deBlogger

Powered by Blogger.

ShoutMix chat widget
blog

copyright @fahrifary

Powered By Blogger